Selasa, 21 April 2009

Curiculum Vitae

Ansorih, S.H.I.
Ambarukmo Gg.Utari No.110 Rt.02/01 CT Depok Sleman Yogyakarta 55281
Email:aan_ituaku@yahoo.co.id Mobile Phone: +6281 575 023 924
Blog: www.aanbmd.co.cc & www.mr-aan.co.cc

IDENTITAS
Nama panggilan : Aan
TTL : Indramayu, 13 April 1980
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Hobi : Bermain dan menonton bola

PENDIDIKAN FORMAL
Akta IV (mengajar) di FAI UMY Yogyakarta Lulus tahun 2004
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Lulus tahun 2002
MASS Aliyah Tebuireng Jombang Lulus tahun 1998
MTsN Karang ampel Indramayu Lulus tahun 1995
SDN Pondoh I Indramayu Lulus tahun 1992

PENDIDIKAN NON FORMAL
Kursus Komputer (Windows) di Yogyakarta tahun 2004
Kursus Bahasa Inggris di Yogyakarta tahun 2003
Kursus Kader Pelaksana Resimen Mahasiswa Yogyakarta di Dodik Belanegara Magelang tahun 2000
Pendidikan Dasar Keprajuritan Resimen Mahasiswa Yogyakarta di Dodik Latpur Klaten tahun 1999

PENGALAMAN KERJA
Marketing showroom di PT Mega Utama 2003
Mengajar di SD Budi Mulia Dua Yogyakarta tahun 2003 – sekarang

Demikian curiculum vitae ini kami buat dengan sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Yogyakarata, 10 Desember 2008
Hormat saya


Ansorih S.H.I.

Rabu, 04 Maret 2009

MANFAAT MAINAN

1. Fisik
Dengan mainan, bayi mendapatkan kesempatan untuk mengolah otot-ototnya lewat gerakan-gerakan. Saat bayi belajar merangkak, misal, bisa diasah lewat mainan merangkak. Mainan itu ditarik orangtua/pengasuh saat bayi berusaha menggapainya. Begitu seterusnya sampai dia tidak sadar sudah bisa merangkak.
2. Motorik Kasar dan Halus
Tak ada yang bisa diperbuat bayi berusia satu bulan selain menangis. Tapi lambat-laun, seiring perkembangan kemampuannya, dia mulai bisa menggapai-gapai mainan yang tergantung di atas boksnya. Bayi belajar mengoordinasikan mata dan tangannya, hingga dia bisa meraih mainan itu.
3. Sosial
Lewat mainan, bayi juga bisa berkomunikasi. Dia bisa mengungkapkan perasaannya, apakah menyukai atau tidak mainan itu. Bahkan seolah-olah berkomunikasi dengan mainan itu.
4. Emosi
Si kecil juga bisa menyalurkan energinya dengan mainan, sehingga tidak mudah rewel dan gelisah. Misal, dengan mainan pukul-pukul, melempar dan mengejar bola, dan lain-lain.
5. Kognisi
Meliputi perbendaharaan kata, mengenal gambar, alat, bentuk, model, dan lain-lain. Semua itu akan terekam dan sangat berguna saat si kecil tumbuh besar nanti.
6. Pengindraan
Bayi bisa belajar tekstur lewat mainan, apakah lembut, kasar, halus, dan lain-lain. Ini sangat baik untuk mengasah indra peraba dan perasanya. Begitu juga dengan mainan warna-warni yang bisa menstimulasi indra penglihatannya.

5 JANGAN:
1. Jangan pilih mainan asal mahal, melainkan pilihlah yang sarat akan manfaatnya buat bayi. Mainan mahal tidak selalu bagus, meski mainan yang bagus umumnya relatif mahal.
2. Jangan tertarik oleh tampilan, model, dan bentuk mainan, tapi lihat juga apakah mainan itu aman buat si kecil. Keamanan salah satunya meliputi bahan seperti apakah bahan plastiknya tidak mengandung racun, tidak mudah terkelupas, dan tidak mudah rusak. Ini karena bayi umumnya senang menggigit-gigit sesuatu, termasuk mainannya.
3. Jangan memilih mainan kecil. Pun saat membeli mainan yang ukurannya besar, pastikan tak ada bagian kecil yang lepas atau terpisah. Semua mainan/bagian mainan yang kecil dapat tertelan oleh bayi. Hindari juga memberikan mainan yang diperuntukkan bagi anak yang lebih besar.
4. Jangan membeli mainan bertipe atau model sama. Ingat, semakin bervariasi mainan akan semakin baik. Misal, Anda membeli pasel bayi dengan model binatang. Alangkah lebih baik jika bulan berikutnya membelikan permainan bola bertumpuk.
5. Jangan belikan mainan rumit buat bayi. Selain melihat mainan sesuai usia, orangtua pun harus mengetahui, apakah bayinya mampu memainkannya. Umpama, sangat mungkin ada bayi yang sudah bisa dan senang memainkan pasel bayi, tapi tak sedikit pula yang tidak mampu memainkannya.

7 YANG BAIK
1. Sesuaikan mainan dengan usia bayi. Ada mainan yang diperuntukkan bagi bayi 3-6 bulan, tapi di sisi lain ada pula mainan yang bisa lebih bermanfaat jika diberikan pada bayi 9-12 bulan. Ini menyangkut kesiapan motorik dan kognitif bayi memanfaatkan mainan itu.
2. Pilih mainan multiguna. Mainan itu tidak hanya mampu mengasah indra perasa bayi, tapi juga pendengaran, penglihatan, penciuman, dan lain-lain.
3. Mainan yang menantang cenderung disukai bayi daripada yang sekali jalan. Mainan menara gelang dari kain, misal, lebih disukai bayi 9-12 bulan ketimbang robot-robotan berbaterai.
4. Pilih mainan dengan model menarik, sehingga bayi senang memainkannya. Umumnya, bayi senang mainan dengan model sederhana dan berwarna-warni terang.
5. Selain menarik dan edukatif, pilih juga mainan yang tidak menakutkan buat bayi. Beberapa mainan mungkin cukup menakutkan bagi bayi seperti robot berbaterai, mobil berbaterai, atau beberapa jenis boneka tertentu, dan lain-lain.
6. Seimbangkan antara mainan pasif dan aktif. Mainan yang menuntut bayi aktif bergerak seperti bola dan mainan pasif seperti buku bergambar. Dengan demikian, bayi belajar ada saatnya dia diam dan adakalanya dia bisa bermain aktif.
7. Hindari pemberian mainan terlalu banyak secara bersamaan. Ini akan mengganggu konsentrasi bayi. Belum habis dan tuntas mainan yang satu, sudah datang mainan yang lain. Alangkah baik jika orangtua memberikan mainan satu per satu. Setelah bayi bosan bermain bola duri yang empuk, bisa diberikan mainan gigit-gigitan, dan seterusnya.
Saeful Imam. Foto: Iman/nakita
Narasumber: Dra. Farida Kurniawati, Ms.Ed.,
pengajar di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Pilih Mainan Sesuai Usia Bayi

Mainan sangatlah bermanfaat bagi bayi. Pada bulan pertama kehidupannya, sebelum belajar meraih benda atau mengangkat badan, bayi lebih menyukai benda yang bisa dilihat dan didengarnya, meski di masa ini penglihatannya masih kabur. Penglihatannya akan berangsur-angsur membaik saat objek berada sekitar 20-35 cm dari matanya. Ia mulai “menggambar” wajah manusia dan mengenali Anda sebagai orangtua di usia satu bulan.
American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan orangtua agar membelikan mainan dengan pola warna yang sangat kontras dan terang. Warna tersebut menarik perhatian karena memudahkan bayi untuk melihatnya. Selain itu, bayi juga mulai belajar mengenali suara dan musik lembut. Itu sebabnya, benda yang bergerak secara perlahan dan menghasilkan suara lembut lebih menarik, ketimbang benda yang diam dan tanpa suara.
Usia 6 bulan
Mainan yang bisa dipegang. Pandangan yang masih pendek membuatnya tertarik dengan sesuatu yang Anda gerakkan di garis penglihatannya. Ia tidak dapat memegang mainan untuk sementara, tetapi akan menunjukkan pilihannya dengan memukul satu mainan yang disukainya.
Kotak musik atau pemutar kaset. Musik merupakan salah satu cara untuk menghibur dan menenangkan bayi. Pasang beragam musik, asal tidak terlalu keras dan tersendat-sendat. Lalu lihat respon yang diberikan oleh bayi.
Mobil-mobilan. Mainan mobil dapat menambah dimensi baru terhadap pandangan horizontal bayi. Cari yang mempunyai warna dan pola yang cukup kontras. Kebanyakan bayi senang dengan mobil yang dilengkapi musik. Agar aman, jauhkan mobil dari jangkauan bayi. Cermin yang tak mudah pecah. Meski ia tidak akan menyadari itu adalah dirinya saat melihat cermin, bayi akan terpesona dengan bayangannya. Saat berusia tiga bulan, ia mulai tersenyum saat melihat bayangan dari cermin yang bisa diikat atau digantung dekat dengan meja untuk mengganti pakaiannya. Buku lembut dengan pola sangat kontras. Buku lembut dengan pola atau dekorasi yang mudah dilihat dirancang untuk bayi. Berbaringlah di dekatnya sehingga ia bisa melihat Anda membuka dan membalik halaman saat Anda membacakannya. Mainan dengan sensor. Mainan lembut yang bisa berbunyi saat ditekan akan menyenangkan bayi. Saat menekan mainan tanpa sengaja juga akan membantunya menjadi waspada dengan apa yang dilakukan oleh tangannya. Mainan berbunyi. Pasang mainan lembut bergemerincing pada pergelangan tangan atau kaki bayi. Atau bisa juga dengan menggunakan kaus kaki yang berbunyi. Mainan ini akan memberikan bayi hiburan. Ia juga mendapat pengalaman dengan suara-suara baru yang ia buat. Lonceng angin. Bayi-bayi menyukai musik lembut. Cobalah menggantungkan lonceng angin di tempat yang bisa dilihat bayi dengan mudah, sehingga ia bisa melihat lonceng bergerak dan mengeluarkan suara. Mainan berwarna hitam, putih, dan merah. Mainan dan alas bermain dengan warna kontras seperti ini dirancang untuk membantu anak melihat perbedaan bentuk dan pola yang merangsang perkembangan penglihatan.
Usia 9-12
bulan Saat bayi berusia 9 atau 10 bulan biasanya sudah dapat berkeliling ruang dengan merayap, merangkak, atau merembet. Saat berusia 12 bulan, banyak bayi mulai bisa berdiri dan berjalan. Bayi mulai menggunakan benda-benda sebagai alat, mendorong bola dengan kayu, atau mengambil wortel yang ada di piringnya dengan sendok. Ia juga lebih tertarik dalam permainan interaktif. Contohnya, Anda bisa menggelitik bayi dan ia pun akan gantian menggelitik Anda. Bicara di telepon dan kemudian berikan kepadanya sehingga ia bisa menggumam lalu kembali ke Anda. Kemampuan memecahkan masalahnya membaik dan sekarang ia akan mencoba mengambil boks bening untuk mengambil mainannya. Ia juga mulai memahami kata-kata dan mengenali nama-nama benda yang akrab dengannya. Mainan yang didorong. Mainan jenis ini memberi peluang bagi batita dalam berlatih kemampuan berjalannya. Pilih mainan dorong yang berat, sehingga bayi bisa bersandar dan berputar mengelilingi ruangan tanpa mudah terjatuh. Kebanyakan bayi di usia ini masih terlalu muda untuk menarik mainan. Memang lebih baik mencari mainan yang bisa didorong, tetapi perlu ada orang yang mengawasi di belakangnya saat bayi bergerak maju. Setelah pintar berjalan, selama beberapa bulan berikutnya bayi masih senang menikmati mainan yang dapat didorong atau ditarik. Memasangkan bentuk balok. Mencoba mencocokkan bentuk balok dengan tempat yang bisa dimasukkan menjadi tantangan awal latihan memecahkan masalah. Hanya kadang-kadang mainan ini membuat bayi frustrasi. Telepon mainan. Bayi gemar meniru orangtuanya. Bila ia belum dapat banyak berkata-kata, bayi akan mencoba berkomunikasi dengan memegang telepon dan memencet angka-angka. Semakin nyata bentuk telepon, akan semakin baik. Buku. Pada usia ini, anak-anak terutama sekali dibangkitkan minatnya oleh buku dengan membuka atau bahkan meraba tekstur buku. Ember dan sekop. Bila aktivitas favoritnya mengisi dan mengosongkan, belikan bak pasir kecil dan ajak ia ke taman. Ia akan sibuk dengan kegiatan mengisi bak pasirnya itu selama beberapa saat. @ Diana Yunita Sari

Selasa, 03 Maret 2009

Mengajarkan Anak Rukun Iman

Bina Anak Salih - Vol. 5, No. 6
Agar anak memiliki aqidah yang lurus sejak dini, maka sejak kecil ia harus dididik tentang aqidah yang benar. Salah satunya dengan mengajarkan rukun iman pada anak. Anak tidak cukup diajari untuk menghafalnya, tetapi juga perlu diberi penjelasan dengan bahasa yang ia pahami. Iman kepada Allah Ajarkan pada anak bahwa Allah itu satu, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan tidak ada sesembahan lain bersama-Nya.Kalau di bumi dan langit ada sesembahan selain-Nya, tentu keduanya akan rusak. Ajari anak surat Al-Ikhlas (1-4), dan mintalah mereka menghafalnya sekaligus dengan artinya. “Katakanlah, ‘Allah itu satu. Yang menjadi sandaran semua makhluk.Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.’” Laranglah anak berbuat syirik, dan ajarkan tauhid pada mereka. Beritahukan pada anak bahwa syirik atau menyekutukan Allah azza wa jalla adalah dosa terbesar yang tak terampuni. Perkenalkan pada anak Rabb mereka, dan bahwa Dialah yang mencipta dan memberi rezeki, yang menghidupkan dan mematikan, memuliakan dan menghinakan, yang mengangkat dan merendahkan. Ajarkan nama-nama Allah yang indah dan sifat-sifatNya yang luhur sesuai dengan manhaj ahlussunnah waljamaah dari kalangan sahabat Rasulullah dan tabiin yang datang setelah mereka. Ajarkan pula bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy (Thaha: 5), dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu (Thaha: 98) Sampaikan juga tentang hadits budak perempuan yang ditanya oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Di mana Allah?” Dia menjawab, “Di langit.” Nabi lalu memerintahkan majikan budak itu untuk membebaskannya karena dia seorang perempuan yang beriman. Iman kepada Malaikat Tentang malaikat, sampaikan bahwa iman kepada malaikat adalah wajib dan membenarkan keberadaan mereka adalah suatu keharusan. Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang mulia, yang bertasbih siang dan malam dengan tidak bosan, tidak menyombongkan diri dari ketaatan dan ibadah kepada Allah, bahkan mereka takut kepada-Nya. Sampaikan juga bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Mereka punya tugas-tugas yang mereka jalankan dengan Di antara mereka ada yang memikul ‘Arsy. Ada yang menjadi utusan-utusan antara Allah azza wa jallaAda yang mencatat amal dan menjaga catatan amal para hamba. Ada malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa manusia jika telah sampai ajalnya. Ada malaikat penjaga gunung dan awan. Ada yang bertugas menghadiri majelis zikir dan ilmu, menghadiri salat lima waktu dan Jumat, menguatkan hati orang-orang beriman ketika perang dengan izin Allah, menenangkan dan memberi kabar gembira orang-orang yang beriman ketika akan meninggal, menyiksa orang-orang kafir sejak keluarnya ruh, mengangkat ruh ke langit, menanyai para hamba di alam kubur, memintakan ampunan untuk orang-orang yang beriman, dan mendoakan mereka masuk surga. sebaik-baiknya. dan para nabi. Ada pula malaikat yang menjaga surga dan neraka. Penjaga neraka adalah malaikat yang keras dan kasar, yang tidak durhaka kepada Allah dan selalu menjalankan perintah-Nya. Para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar bernyawa. Para malaikat juga mendengarkan bacaan Al-Quran, dan banyak lagi tugas lain yang dibebankan kepada mereka. Sampaikan pula bahwa malaikat mempersaksikan keesaaan Allah dan kerasulan para Rasul-Nya. Malaikat juga menolong orang-orang yang beriman dengan izin Allah dan memberi syafaat orang-orang yang beriman dan bertauhid di hari kiamat dengan izin Allah azza wa jalla. Satu lagi, malaikat bukanlah perempuan sebagaimana yang disangka orang-orang kafir. Keimanan pada malaikat bisa berimbas pada kebaikan akhlak. Tekankan pada diri anak, bahwa para malaikat selalu mengawasi kita, mencatat amal dan ucapan kita, sebagaimana firman Allah, “Tidaklah satu ucapan pun diucapkan kecuali ada malaikat yang mengawasi dan mencatatnya.” (Al-Qof: 18) Iman kepada Kitab-kitab Allah Sampaikan kepada anak bahwa Allah azza wa jalla telah menurunkan sejumlah kitab kepada para Rasul-Nya, untuk diajarkan kepada umatnya. Di dalamnya Allah memerintahkan mereka untuk bertauhid, beriman kepada-Nya dan para rasul-Nya, dan menerangkan perkara-perkara yang halal dan haram. Terdapat pula kabar-kabar tentang orang-orang sebelum mereka, hukum yang berlaku di tengah-tengah mereka, serta dakwah kepada semua kebaikan dan peringatan dari semua kejelekan, kekafiran dan kesesatan. Di antara kitab-kitab itu adalah Taurat yang diturunkan kepada Musa q, Injil kepada Isa q, dan Al-Quran kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Iman kepada Para Rasul Beritahukan pada anak tentang para Nabi dan Rasul. Mereka diutus oleh Allah azza wa jalla kepada manusia untuk memerintahkan mereka agar bertauhid, memberi kabar gembira dengan surga bagi orang-orang yang taat di antara mereka, dan memperingatkan mereka dari syirik dan kemaksiatan. Allah telah memilih di antara Rasul-Nya sebagai ulul azmi, yaitu Ibrahim q, Nuh q, Isa q, Musa q dan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ceritakanlah tentang kisah-kisah dan mukjizat yang dimiliki para Rasul. Iman kepada seluruh rasul dan nabi adalah wajib.Barangsiapa ingkar kepada salah satunya, maka telah kafir kepada semuanya. Semua rasul mendakwahkan satu agama yaitu menyembah Allah semata, menjauhi setan dan kesyirikan. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus dalam setiap umat seorang rasul untuk menyeru kaumnya, ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut/setan.” (An-Nahl: 36) Penutup para rasul itu adalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, maka tidak ada rasul lagi setelah beliau. Iman kepada Hari Kiamat Perbanyaklah mengingatkan anak-anak pada hari kiamat. Bila anak mengetahui bahwa kelak akan ada perhitungan, pahala dan siksa, maka dia akan berbuat kebaikan dan menjauhi kejelekan. Iman kepada hari akhir meliputi 3 hal, Pertama, mengimani adanya kebangkitan (ba’ts) yaitu dihidupkannya kembali orang-orang yang sudah mati tatkala ditiupkan sangkakala untuk kedua kalinya. Pada hari itu seluruh manusia bangkit untuk menghadap Rabb semesta alam dalam keadaan telanjang. Kedua, mengimani adanya hisab (perhitungan) dan jaza’ (balasan). Seluruh amal perbuatan hamba akan dihisab dan diberi balasan. Ketiga, mengimani adanya surga dan neraka. Ceritakan pada anak tentang surga dan isinya, berupa kenikmatan yang kekal bagi penghuninya. Demikian juga neraka dan isinya yang disediakan bagi orang-orang kafir dan pendosa. Iman kepada Takdir Iman kepada takdir adalah wajib atas setiap muslim. Perkara-perkara yang berjalan dalam kehidupan ini semuanya telah ditakdirkan dan ditulis. Ajarilah anak tentang hal ini. Ajarkan anak sebuah hadits yang artinya: “Dan bila suatu musibah mengenai dirimu,maka jangan kamu katakan, ‘Seandainya aku lakukan ini dan ini.’ Tetapi katakanlah, ‘Qaddarallahu wa ma sya’a fa’ala’ (Allah telah takdirkan dan apa-apa yang Dia kehendaki Dia kerjakan).’ Sesungguhnya kata law (seandainya) akan membuka perbuatan setan.’” (Riwayat Muslim) Ajarkan pada anak bahwa kebaikan dan kejelekan telah ditakdirkan. Demikian juga rezeki, telah ditakdirkan dan dibagi-bagi. Sampaikan bahwa yang memberi hidayah adalah Allah, dan bahwa penjagaan-penjagaan datangnya dari Allah. Ajal dan umur telah ditakdirkan, dan musibah telah ditulis dan ditakdirkan. Ajari anak agar ridha dengan ketentuan-ketentuan Allah azza wa jalla pada setiap keadaan. Bila anak sakit, terkena sesuatu, atau kehilangan sesuatu, maka beritahukan bahwa semua itu telah ditakdirkan. Akan tetapi ingatkan juga bahwa Allah telah menciptakan sebab dan akibat, karena itu jangan lupa untuk melakukan sebab-sebab kebaikan. Wallahu a’lam (Oel)
Maraji’: Tarbiyatul Abna’, Bagaimana Nabi Mendidik Anak. Syaikh Musthofa Al-Adawi. Media Hidayah.

Mengajarkan Anak Rukun Iman

Bina Anak Salih - Vol. 5, No. 6

Agar anak memiliki aqidah yang lurus sejak dini, maka sejak kecil ia harus dididik tentang aqidah yang benar. Salah satunya dengan mengajarkan rukun iman pada anak. Anak tidak cukup diajari untuk menghafalnya, tetapi juga perlu diberi penjelasan dengan bahasa yang ia pahami. Iman kepada Allah Ajarkan pada anak bahwa Allah itu satu, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan tidak ada sesembahan lain bersama-Nya.Kalau di bumi dan langit ada sesembahan selain-Nya, tentu keduanya akan rusak. Ajari anak surat Al-Ikhlas (1-4), dan mintalah mereka menghafalnya sekaligus dengan artinya. “Katakanlah, ‘Allah itu satu. Yang menjadi sandaran semua makhluk.Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.’” Laranglah anak berbuat syirik, dan ajarkan tauhid pada mereka. Beritahukan pada anak bahwa syirik atau menyekutukan Allah azza wa jalla adalah dosa terbesar yang tak terampuni. Perkenalkan pada anak Rabb mereka, dan bahwa Dialah yang mencipta dan memberi rezeki, yang menghidupkan dan mematikan, memuliakan dan menghinakan, yang mengangkat dan merendahkan. Ajarkan nama-nama Allah yang indah dan sifat-sifatNya yang luhur sesuai dengan manhaj ahlussunnah waljamaah dari kalangan sahabat Rasulullah dan tabiin yang datang setelah mereka. Ajarkan pula bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy (Thaha: 5), dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu (Thaha: 98) Sampaikan juga tentang hadits budak perempuan yang ditanya oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Di mana Allah?” Dia menjawab, “Di langit.” Nabi lalu memerintahkan majikan budak itu untuk membebaskannya karena dia seorang perempuan yang beriman. Iman kepada Malaikat Tentang malaikat, sampaikan bahwa iman kepada malaikat adalah wajib dan membenarkan keberadaan mereka adalah suatu keharusan. Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang mulia, yang bertasbih siang dan malam dengan tidak bosan, tidak menyombongkan diri dari ketaatan dan ibadah kepada Allah, bahkan mereka takut kepada-Nya. Sampaikan juga bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Mereka punya tugas-tugas yang mereka jalankan dengan Di antara mereka ada yang memikul ‘Arsy. Ada yang menjadi utusan-utusan antara Allah azza wa jallaAda yang mencatat amal dan menjaga catatan amal para hamba. Ada malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa manusia jika telah sampai ajalnya. Ada malaikat penjaga gunung dan awan. Ada yang bertugas menghadiri majelis zikir dan ilmu, menghadiri salat lima waktu dan Jumat, menguatkan hati orang-orang beriman ketika perang dengan izin Allah, menenangkan dan memberi kabar gembira orang-orang yang beriman ketika akan meninggal, menyiksa orang-orang kafir sejak keluarnya ruh, mengangkat ruh ke langit, menanyai para hamba di alam kubur, memintakan ampunan untuk orang-orang yang beriman, dan mendoakan mereka masuk surga. sebaik-baiknya. dan para nabi. Ada pula malaikat yang menjaga surga dan neraka. Penjaga neraka adalah malaikat yang keras dan kasar, yang tidak durhaka kepada Allah dan selalu menjalankan perintah-Nya. Para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar bernyawa. Para malaikat juga mendengarkan bacaan Al-Quran, dan banyak lagi tugas lain yang dibebankan kepada mereka. Sampaikan pula bahwa malaikat mempersaksikan keesaaan Allah dan kerasulan para Rasul-Nya. Malaikat juga menolong orang-orang yang beriman dengan izin Allah dan memberi syafaat orang-orang yang beriman dan bertauhid di hari kiamat dengan izin Allah azza wa jalla. Satu lagi, malaikat bukanlah perempuan sebagaimana yang disangka orang-orang kafir. Keimanan pada malaikat bisa berimbas pada kebaikan akhlak. Tekankan pada diri anak, bahwa para malaikat selalu mengawasi kita, mencatat amal dan ucapan kita, sebagaimana firman Allah, “Tidaklah satu ucapan pun diucapkan kecuali ada malaikat yang mengawasi dan mencatatnya.” (Al-Qof: 18) Iman kepada Kitab-kitab Allah Sampaikan kepada anak bahwa Allah azza wa jalla telah menurunkan sejumlah kitab kepada para Rasul-Nya, untuk diajarkan kepada umatnya. Di dalamnya Allah memerintahkan mereka untuk bertauhid, beriman kepada-Nya dan para rasul-Nya, dan menerangkan perkara-perkara yang halal dan haram. Terdapat pula kabar-kabar tentang orang-orang sebelum mereka, hukum yang berlaku di tengah-tengah mereka, serta dakwah kepada semua kebaikan dan peringatan dari semua kejelekan, kekafiran dan kesesatan. Di antara kitab-kitab itu adalah Taurat yang diturunkan kepada Musa q, Injil kepada Isa q, dan Al-Quran kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Iman kepada Para Rasul Beritahukan pada anak tentang para Nabi dan Rasul. Mereka diutus oleh Allah azza wa jalla kepada manusia untuk memerintahkan mereka agar bertauhid, memberi kabar gembira dengan surga bagi orang-orang yang taat di antara mereka, dan memperingatkan mereka dari syirik dan kemaksiatan. Allah telah memilih di antara Rasul-Nya sebagai ulul azmi, yaitu Ibrahim q, Nuh q, Isa q, Musa q dan Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Ceritakanlah tentang kisah-kisah dan mukjizat yang dimiliki para Rasul. Iman kepada seluruh rasul dan nabi adalah wajib.Barangsiapa ingkar kepada salah satunya, maka telah kafir kepada semuanya. Semua rasul mendakwahkan satu agama yaitu menyembah Allah semata, menjauhi setan dan kesyirikan. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus dalam setiap umat seorang rasul untuk menyeru kaumnya, ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut/setan.” (An-Nahl: 36) Penutup para rasul itu adalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, maka tidak ada rasul lagi setelah beliau. Iman kepada Hari Kiamat Perbanyaklah mengingatkan anak-anak pada hari kiamat. Bila anak mengetahui bahwa kelak akan ada perhitungan, pahala dan siksa, maka dia akan berbuat kebaikan dan menjauhi kejelekan. Iman kepada hari akhir meliputi 3 hal, Pertama, mengimani adanya kebangkitan (ba’ts) yaitu dihidupkannya kembali orang-orang yang sudah mati tatkala ditiupkan sangkakala untuk kedua kalinya. Pada hari itu seluruh manusia bangkit untuk menghadap Rabb semesta alam dalam keadaan telanjang. Kedua, mengimani adanya hisab (perhitungan) dan jaza’ (balasan). Seluruh amal perbuatan hamba akan dihisab dan diberi balasan. Ketiga, mengimani adanya surga dan neraka. Ceritakan pada anak tentang surga dan isinya, berupa kenikmatan yang kekal bagi penghuninya. Demikian juga neraka dan isinya yang disediakan bagi orang-orang kafir dan pendosa. Iman kepada Takdir Iman kepada takdir adalah wajib atas setiap muslim. Perkara-perkara yang berjalan dalam kehidupan ini semuanya telah ditakdirkan dan ditulis. Ajarilah anak tentang hal ini. Ajarkan anak sebuah hadits yang artinya: “Dan bila suatu musibah mengenai dirimu,maka jangan kamu katakan, ‘Seandainya aku lakukan ini dan ini.’ Tetapi katakanlah, ‘Qaddarallahu wa ma sya’a fa’ala’ (Allah telah takdirkan dan apa-apa yang Dia kehendaki Dia kerjakan).’ Sesungguhnya kata law (seandainya) akan membuka perbuatan setan.’” (Riwayat Muslim) Ajarkan pada anak bahwa kebaikan dan kejelekan telah ditakdirkan. Demikian juga rezeki, telah ditakdirkan dan dibagi-bagi. Sampaikan bahwa yang memberi hidayah adalah Allah, dan bahwa penjagaan-penjagaan datangnya dari Allah. Ajal dan umur telah ditakdirkan, dan musibah telah ditulis dan ditakdirkan. Ajari anak agar ridha dengan ketentuan-ketentuan Allah azza wa jalla pada setiap keadaan. Bila anak sakit, terkena sesuatu, atau kehilangan sesuatu, maka beritahukan bahwa semua itu telah ditakdirkan. Akan tetapi ingatkan juga bahwa Allah telah menciptakan sebab dan akibat, karena itu jangan lupa untuk melakukan sebab-sebab kebaikan. Wallahu a’lam (Oel)


Maraji’: Tarbiyatul Abna’, Bagaimana Nabi Mendidik Anak. Syaikh Musthofa Al-Adawi. Media Hidayah.