Rabu, 04 Maret 2009

MANFAAT MAINAN

1. Fisik
Dengan mainan, bayi mendapatkan kesempatan untuk mengolah otot-ototnya lewat gerakan-gerakan. Saat bayi belajar merangkak, misal, bisa diasah lewat mainan merangkak. Mainan itu ditarik orangtua/pengasuh saat bayi berusaha menggapainya. Begitu seterusnya sampai dia tidak sadar sudah bisa merangkak.
2. Motorik Kasar dan Halus
Tak ada yang bisa diperbuat bayi berusia satu bulan selain menangis. Tapi lambat-laun, seiring perkembangan kemampuannya, dia mulai bisa menggapai-gapai mainan yang tergantung di atas boksnya. Bayi belajar mengoordinasikan mata dan tangannya, hingga dia bisa meraih mainan itu.
3. Sosial
Lewat mainan, bayi juga bisa berkomunikasi. Dia bisa mengungkapkan perasaannya, apakah menyukai atau tidak mainan itu. Bahkan seolah-olah berkomunikasi dengan mainan itu.
4. Emosi
Si kecil juga bisa menyalurkan energinya dengan mainan, sehingga tidak mudah rewel dan gelisah. Misal, dengan mainan pukul-pukul, melempar dan mengejar bola, dan lain-lain.
5. Kognisi
Meliputi perbendaharaan kata, mengenal gambar, alat, bentuk, model, dan lain-lain. Semua itu akan terekam dan sangat berguna saat si kecil tumbuh besar nanti.
6. Pengindraan
Bayi bisa belajar tekstur lewat mainan, apakah lembut, kasar, halus, dan lain-lain. Ini sangat baik untuk mengasah indra peraba dan perasanya. Begitu juga dengan mainan warna-warni yang bisa menstimulasi indra penglihatannya.

5 JANGAN:
1. Jangan pilih mainan asal mahal, melainkan pilihlah yang sarat akan manfaatnya buat bayi. Mainan mahal tidak selalu bagus, meski mainan yang bagus umumnya relatif mahal.
2. Jangan tertarik oleh tampilan, model, dan bentuk mainan, tapi lihat juga apakah mainan itu aman buat si kecil. Keamanan salah satunya meliputi bahan seperti apakah bahan plastiknya tidak mengandung racun, tidak mudah terkelupas, dan tidak mudah rusak. Ini karena bayi umumnya senang menggigit-gigit sesuatu, termasuk mainannya.
3. Jangan memilih mainan kecil. Pun saat membeli mainan yang ukurannya besar, pastikan tak ada bagian kecil yang lepas atau terpisah. Semua mainan/bagian mainan yang kecil dapat tertelan oleh bayi. Hindari juga memberikan mainan yang diperuntukkan bagi anak yang lebih besar.
4. Jangan membeli mainan bertipe atau model sama. Ingat, semakin bervariasi mainan akan semakin baik. Misal, Anda membeli pasel bayi dengan model binatang. Alangkah lebih baik jika bulan berikutnya membelikan permainan bola bertumpuk.
5. Jangan belikan mainan rumit buat bayi. Selain melihat mainan sesuai usia, orangtua pun harus mengetahui, apakah bayinya mampu memainkannya. Umpama, sangat mungkin ada bayi yang sudah bisa dan senang memainkan pasel bayi, tapi tak sedikit pula yang tidak mampu memainkannya.

7 YANG BAIK
1. Sesuaikan mainan dengan usia bayi. Ada mainan yang diperuntukkan bagi bayi 3-6 bulan, tapi di sisi lain ada pula mainan yang bisa lebih bermanfaat jika diberikan pada bayi 9-12 bulan. Ini menyangkut kesiapan motorik dan kognitif bayi memanfaatkan mainan itu.
2. Pilih mainan multiguna. Mainan itu tidak hanya mampu mengasah indra perasa bayi, tapi juga pendengaran, penglihatan, penciuman, dan lain-lain.
3. Mainan yang menantang cenderung disukai bayi daripada yang sekali jalan. Mainan menara gelang dari kain, misal, lebih disukai bayi 9-12 bulan ketimbang robot-robotan berbaterai.
4. Pilih mainan dengan model menarik, sehingga bayi senang memainkannya. Umumnya, bayi senang mainan dengan model sederhana dan berwarna-warni terang.
5. Selain menarik dan edukatif, pilih juga mainan yang tidak menakutkan buat bayi. Beberapa mainan mungkin cukup menakutkan bagi bayi seperti robot berbaterai, mobil berbaterai, atau beberapa jenis boneka tertentu, dan lain-lain.
6. Seimbangkan antara mainan pasif dan aktif. Mainan yang menuntut bayi aktif bergerak seperti bola dan mainan pasif seperti buku bergambar. Dengan demikian, bayi belajar ada saatnya dia diam dan adakalanya dia bisa bermain aktif.
7. Hindari pemberian mainan terlalu banyak secara bersamaan. Ini akan mengganggu konsentrasi bayi. Belum habis dan tuntas mainan yang satu, sudah datang mainan yang lain. Alangkah baik jika orangtua memberikan mainan satu per satu. Setelah bayi bosan bermain bola duri yang empuk, bisa diberikan mainan gigit-gigitan, dan seterusnya.
Saeful Imam. Foto: Iman/nakita
Narasumber: Dra. Farida Kurniawati, Ms.Ed.,
pengajar di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar